You are currently browsing the monthly archive for April 2010.

Sesering apakah kamu membeli buku bacaan? Seminggu sekali, sebulan sekali, setengah tahun sekali, setahun sekali, ato… kagak pernah? Berapa judul buku kah yang ada di perpustakaan pribadi kamu? Seribu, seratus, sepuluh, lima, dua, atau… tak ada sama sekali?

Jawaban yang kamu berikan akan menunjukkan seberapa besar perhatian kamu terhadap buku dan kecintaan menuntut ilmu. Bolehlah kamu bandingkain antara jumlah judul buku yang kamu miliki dengan koleksi pakaian di almari kamu. Banyakan yang mana?

Orang kadang terlalu pelit membelanjakan 30 atau 50 ribu untuk sebuah buku. Tapi untuk satu stel pakaian 150 ribu rasanya terlalu murah. Padahal manfaat pakaian hanya dapat kita nikmati ketika masih dapat dipakai. Kalau sudah robek, ya cuma jadi serbet. Malah warnanya pudar sedikit saja sering kali orang sudah enggan untuk memakainya lagi. Akan tetapi manfaat buku, manfaat ilmu yang terkandung di dalamnya, seumur hidup insya Allah akan selalu ada. Malah bila kita dapat mengajarkan ilmu yang terdapat dalam buku itu kepada orang lain, pahalanya bisa mengalir terus buat kita, meski kitanya sudah tiada. Seperti ilmu Imam Bukhori yang barakah ituh.

So, kalo mau maju, kalo mau jadi insan bermutu, cintailah buku!

Dengan buku, peradaban manusia terus berkembang, teknologi mutakhir tak pernah berhenti terus ditemukan. Bayangin kalo di dunia ini gak ada buku, akankah ilmu pengetahuan berkembang sepesat sekarang? Akankah ilmu-ilmu para ulama jaman dulu masih dapat kita dapati hari ini? Lalu bagaimana guru hendak mengajar dan murid memperoleh pelajaran? Dengan apa ilmu dapat disebarkan? Bagaimana kalo ilmu pengetahuan hanya tersampaikan dari mulut ke mulut saja, seperti pada jaman baheula? Wah, gimana ya?

Nah, begitu pentingnya keberadaan buku. Alangkah repotnya bila kita harus terbang ke Mesir ato Arab Saudi hanya untuk mendapatkan fatwa-fatwa kontemporer mengenai berbagai permasalahan dari para ulama besar kita. Lalu seorang ulama seperti Syekh Yusuf Qadlawi juga akan kerepotan bila orang-orang dari seluruh dunia datang untuk bertanya kepada beliau mengenai berbagai permasalahan masing-masing. Tapi itu tidak perlu kita lakukan, karena dari buku kita dapat memperoleh fatwa-fatwa mereka. Cobalah kamu pergi ke perpustakaan ato toko buku, maka ilmu yang ada di sana jauh lebih luas dari ruangan yang kamu masuki. Tak cukup kita menyebutnya sebagai gudang ilmu, karena samudera ilmu akan kamu dapati.

Bagaimana bila ilmu yang begitu luas itu tidak sempat terbukukan? Betapa akan susah menghapal lautan ilmu itu dan menyimpannya dalam memori otak untuk sewaktu-waktu dikeluarkan saat kita membutuhkanya. Dengan adanya buku, kita tinggal mencari judul yang pas dengan ilmu yang sedang kita perlukan, lalu membuka dan membacanya. Mau ilmu tentang ibadah, akidah, sekolah, kuliah, komputer, wirausaha, ekonomi, politik, ato pernikahan, semua ada. Ada dan berlimpah.

Andai saja buku tak pernah ada, barang kali hari ini belum ditemukan telepon, komputer, leptop, apalagi PDA. Bagaiaman orang akan belajar tentang ilmu komputer yang begitu banyak dan rumit tanpa buku? Akankah seseorang mampu mengingat informasi yang begitu banyak langsung di otaknya, kemudian menggunakan informasi itu untuk mencipta sebuah teknologi seperti komputer? Padahal, satu penemuan biasanya didukung oleh banyak sekali ilmu dan penemuan orang lain. Karena itu seseorang yang hendak mencipta teknologi baru harus mengumpulkan ilmu dari banyak orang dengan cara bertemu langsung, menyimpan dan mengolahnya di otak, lalu berusaha mencipta sesuatu. Sepertinya mustahil ya?

Kita sangat beruntung, karena kenyataannya buku ada di mana-mana. Kini semakin banyak saja penerbit maupun penulis buku yang bermutu. Contohnya ya diriku. He.

Okeh, mengingat pentingnya ilmu, mestinya kita cinta berat sama buku. Kita jadikan buku sebagai teman sejati yang menemani hidup kita selalu. Seperti Imam Ghazali yang meninggal dengan kitab Shahih Bukhari pada pelukannya.

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasul Saw. bersabda: “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada orang mukmin yang lemah. Masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah untuk mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirimu, serta mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah lemah! Kalau tertimpa sesuatu, janganlah kamu mengucapkan: “Seadainya saya berbuat begini tentu akan terjadi begini dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan terjadi.” Karena kata seandainya itu akan memberi jalan pada setan.” (HR. Muslim)

Boleh kau praktekan. Silahkan duduk dengan punggung membungkuk, jatuhkan tanganmu dan hadapkan wajahmu ke bawah. Setelah itu cobalah untuk tersenyum! Nah, bagaimana rasanya?

Sekarang, tegakkan punggungmu, angkat tanganmu ke dada, dan tataplah ke depan. Cobalah lagi untuk tersenyum!

Bagaimana?

Dijamin, ketika tersenyum yang pertama, kau merasa berat, tidak enjoy, terlalu dipaksa. Iya karena posisi tubuhmu bukan mencerminkan orang yang sedang bersemangat dan bahagia. Kau lesu, loyo dan sengsara. Tapi setelah menegakkan badan dan menatap ke depan, kau telah menjadi orang yang bersemangat. Kau telah siap untuk menghadapi segala tantangan yang ada di depan. Karena itu senyum ceriamu akan mudah mengembang.

Maka bersemangatlah!

Manusia dicipta bukan untuk menjadi pecundang. Bukan untuk menjadi pengangguran yang ada guna merepotkan. Bukan pula untuk menjadi pemalas yang hidupnya selalu memelas. Apa lagi untuk menjadi penjahat yang selalu berperilaku bejat, bukan sama sekali.

Sebaliknya, kita dicipta untuk menjadi luar biasa. Kita ada untuk menjadi manusia-manusia hebat. Laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim. Allah telah menciptakan kita dapat bentuk yang sebaik-baiknya. Dengan modal terbaik yang diberikan Allah ini, mestinya manusia juga berpikir, berperilaku, bekerja dan meraih prestasi-prestasi yang luar biasa.

Bersemangatlah!

Mengutip Thomas Carlyle, Fauzil Adhim mengatakan bahwa, “Sejarah dunia (sesungguhnya) adalah  sejarah manusia besar.” History is the world is the biography of the great man. Sejarah hanya mencatat kehidupan orang-orang besar, sama sekali tak terisi oleh kisah-kisah orang biasa. Lihatlah penjual krupuk di pasar, tukang parkir di depan supermarket, pengamen jalanan, atau baby sitter di rumah-rumah orang kaya, akankan 60 tahun yang akan datang mereka menjadi bahan pembicaraan, kajian dan diskusi? Tidak sama sekali. Kecuali mereka dapat merubah hidupnya, pedagang krupuk hanyalah pedagang krupuk, tukang parkir tetap saja tukang parkir, pengamen juga akan tetap jadi pengamen, sedang baby sitter harus terus mempercantik diri agar tak jadi perawan tua. Maaf, hanya bercanda.

Bukan ingin merendahkan, bukan ingin mengatakan bahwa orang-orang yang punya profesi semacam itu tak pantas mendapat penghormatan juga tak layak masuk surga. Hanya saja profesi seperti itu memang tak dapat membuat seseorang dikatakan sebagai orang besar. Di suatu masa kehidupannya, tokoh-tokoh besar mungkin juga pernah menjadi pedagang krupuk, penggembala kambing, pengamen, atau profesi-profesi lain yang tak lebih bergengsi menurut pandangan kita, akan tetapi bukan itu yang menyebabkan namanya mengabadi. Mereka menjadi besar karena mampu menggetarkan dan merubah dunia.

Ya, tokoh sejarah pasti punya peran besar bagi umat manusia, melakukan kerja-kerja besar dan membuat perubahan yang dahsyat. Memang, terkadang juga melakukan kejahatan yang mengerikan.  

Nah, bila kau jugan ingin mencatatkan diri dalam sejarah, bila ingin menjadi manusia besar, maka guncanglah dunia. Lakukan perbahan-perubahan yang menggetarkan alam raya. Bukankan kita telah dicipta untuk menjadi khalifah di muka bumi?

Mari kita mulai, minimal dengan melakukan perubahan diri. Bila dulu selalu malas, mulai hari ini semangatlah. Bila dulu sering pesimis, mulai hari ini optimislah. Bila dulu kerap berpikir negatif, mulai hari ini berpikirlah secara positif. Bila dulu biasa duduk merunduk, mulai hari ini berdiri dan berlarilah. Bila dulu mudah cemberut, mulai hari ini tersenyumlah!

Bersemangatlah kawan!

“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada orang mukmin yang lemah.” Begitu Rasulullah menyampaikan. Maka di saat para sahabat menyerah menghadapi batu besar yang menghalangi penggalian pada perang parit (khandaq), Rasulullah Saw. datang menghujam batu itu dan membuatnya berkeping.

Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada orang mukmin yang lemah. Kuat secara fisik itu bagus, akan tetapi lebih bagus lagi bila diimbangi dengan kekuatan jiwa, kekuatan visi, kekuatan ilmu, kekuatan pikiran, juga kekuatan pengaruh. Nah, bersemangatlah untuk meraih semua itu!

Sungguh tak layak menjadi pemimpin jika kita lemah. Tak pula akan menjadi besar bagi orang yang loyo. Lihatlah pebisnis-pebisnis sukses, para manajer atau CEO sebuah perusahaan besar. Adakah mereka suka tongkrong di pinggir jalan? Atau mereka suka melamun sendiri dalam kamar hingga dua jam berlalu begitu saja? Atau mereka sering mengeluhkan kesulitan-kesulitan hidup yang ditemuinya pada setiap orang? Tidak. Orang-orang sukses itu salalu bersemangat. Bukan hanya karena mereka telah sukses lalu menjadi semangat, akan tetapi juga karena semangat mereka itulah yang menjadi pendorong kesuksesan. Dengan kata lain, bila bersemangat, kau akan sukses. Bila kau sukses, kau akan tambah semangat.

Maka bersemangatlah kawan!

Banyak yang meski kita kerjakan. Simaklah berita dan perhatikan sekitar kita. Engkau akan temukan dunia yang bertabur kejahatan, kemisikinan, kebodohan, kepedihan, dan segala hal yang memilukan. Siapa yang akan merubah semua itu kalau bukan kita?

Dari Abu Firas Rabi’ah bin Ka’ab Al-Aslamiy, ia termasuk pelayan Rasulullah Saw. Dan termasuk Ahli Suffah, ia berkata: “Saya bermalam bersama Rasulullah Saw., kemudian saya menyediakan air untuk wudhu dan kepentingan beliau yang lain, kemudian beliau bersabda: “Mintalah sesuatu kepadaku!” “Saya berharap agar dapat menemani engkau di surga.” Beliau bertanya: “Apa ada permintaan lain?” saya menjawab: “Hanya itu saja wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Bantulah saya untuk mengabulkan permintaanmu itu dengan memperbanyak sujud.” (HR. Muslim)

 Ingin masuk Surga, ingin bertemu Rasulullah di sana? Perbanyaklah sujud. Begitulah, mau jadi orang seperti apa, kita sendiri yang menjadi penentu. Sama sekali tak boleh kita menggantungkan diri sepenuhnya pada orang lain. Meski sahabat dan lingkungan memencarkan hado-hado positif maupun negatif, mereka bukan penentu, hanya pendorong. Meski takdir manusia telah dicatat dan pena telah diangkat, bukan berarti kita boleh berhenti berusaha, lalu pasrah pada nasib.

Orang lain dapat memberi motivasi. Ketika mengikuti sebuah training pengembangan diri, engkau barangkali menemukan semangat yang berkobar. Kau ingin segera berubah, bekerja dan berprestasi. Pulang dari training itu kau segera memperbaruhi rencana pribadimu. Kau catat hal-hal penting yang hendak dilakukan. Bahkan kau membuat jadwal dengan terinci. Tapi apa yang terjadi seminggu kemudian? Semangat itu mulai kendor, kalau tidak hilang sama sekali. Rencana yang telah kau susun dan jadwal yang telah kau buat hanyalah menjadi catatan tak berfungsi.

Motivasi eksternal hanyalah pemantik, akan tetapi api semangat dapat membara hanya jika ada dorongan dari dalam diri. Orang tua boleh saja memberi nasihat setiap hari agar anaknya rajin sekolah. Ia pun memberikan segala sesuatu untuk kepentingan sekolah anaknya. Tapi bila belum muncul kesadaran pada diri anak akan pentingnya sekolah, jangan heran kalau dia memecahkan rekor absen dan bolos.

Jadi, bila engkau ingin sukses, berprestasi dan menjadi luar biasa, maka kuncinya ada pada usahamu sendiri. Sejauh apa kegigihan usahamu, setingkat itulah prestasi yang akan kau raih. Sungguh, Allah takkan merubah keadaan kita, kecuali kita bersedia merubah diri. Innallaaha laa yughayyiru maa biqaumin hattaa yughayyiruu maa bi anfusihim.

Orang bisa jadi berargumen tentang takdir. Bahwa apapun yang kita alami di dunia ini telah tercatat dalam kitab lauh mahfuzh. Maka seperti apapun usaha manusia, takkan mampu ia melawan paksaan takdir. Begitu pendapat mereka. SALAH BESAR.

Harap diingat bahwa Allah menjalankan takdir sesuai dengan sunnah-Nya; sunnataullah. Takdir Allah bukan merupakan garis lurus fertikal sebagaimana akar tunggal dalam pelajaran biologi, tapi penuh cabang bagaikan akar serabut.

Mudahnya, mari kita angkat satu contoh. Seorang sarjana akan menempuh takdir yang berbeda bila ia terus-menerus mengirim lamaran kerja atau memutuskan untuk mendirikan usaha sendiri. Bila ia membuka usaha sendiri, maka hasil yang diperoleh akan berbeda bila ia memulai dengan modal 5 juta dibanding bila memulainya dengan modal 20 juta. Bila ia memulai dengan modal 20 juta, akan beda pula perkembangan usaha itu sesuai dengan profesionalistas kerja yang dilakukan. Bila ia sungguh-sungguh, insya Allah akan sukses. Tapi bila usaha itu dijalankan dengan setengah hati, ya tunggu saja kebangkrutannya.

Begitulah sunnatullah. Begitulah takdir. Bukan berarti setiap manusia dapat menentukan takdirnya sendiri. Akan tetapi manusia memiliki kesempatan untuk memilih takdir terbaik yang telah ditetapkan Allah baginya. Bila terserang penyakit, maka berobat adalah perlu, karena dengan itu kita dapat berpindah dari satu takdir buruk ke takdir yang baik. Bila ingin pintar, maka belajar adalah kewajiban. Bila ingin sukses, maka berusaha dengan sungguh-sungguh menjadi keniscayaan. Begitu seterusnya, kita pilih takdir-takdir terbaik yang telah di tetapkan Allah bagi kita.

Berkaitan dengan takdir ini Ust. Didik Purwodarsono membedakannya menjadi dua. Yang pertama takdir berupa apa yang dikehendaki Allah BAGI kita. Dalam hal ini ketetapan Allah mutlak tak bisa ditawar. Kalau si Busro telah ditakdirkan lahir dari orang tua yang tinggal di Kalimantan Selatan mepet hutan, dengan warna kulit coklat agak kehitaman, badan gemuk tapi sedikit kependekan, muka bulat plus rambut krebo seperti orang pedalaman, ya memang harus begitu. Tak ada gunanya Busro minta pada Allah agar dilahirkan kembali di Jakarta dengan tinggi badan sedang, kulit putih mulus, muka cakep, hidung bangir juga tubuh yang atletis. Apa lagi minta dijadikan Leonardo Decaprio atau Andy Lau.

“Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” ”  (QS.  At-Taubah: 51)

Sedang yang kedua, takdir dalam arti apa yang dikehendaki Allah DARI kita. Dalam konteks yang kedua inilah kita punya pilihan. Allah menghendaki agar kita menjadi hamba-Nya yang taat. Tapi bila ada yang memilih untuk kafir, durhaka dan gemar menumpuk dosa, ya salah sendiri kalau nanti jatuh neraka. Allah menghendaki agar kita bersungguh-sungguh dalam menjemput rezki. Tapi bila ada yang malas bekerja, ya salah sendiri kalau miskin.

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan  itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raaf: 96)

motivasi remajaKalo kitanya nggak siap n’ nggak ngerti ilmunya, ujian bisa bikin stres. Jangankan Ujian Nasional, ulangan harian aja kadang bikin jantung kencang berdegup n’ kepala senut-senut. Ujian kurang tiga hari kepala jadi pusing, kurang dua hari gigi ikutan linu, kurang sehari lagi saryawan menyerang, soal udah dibagikan mulai stres, soalnya susah pingsan deh.
Tenang Fren! Tenang! Hal itu gak bakalah terjadi kalo kamu udah baca buku yang satu ini. Selain berisi berbagai tip n’ kiat-kita jitu menghadapi ujian, dalam buku ini kamu juga bakal dapetin cara-cara smart untuk jadi semakin smart. Seperti kata Izzatul Jannah; menjadi rujukan belajar untuk belajar.
Di antaranya kamu bakal dapetin kelebihan dari kebiasaan-kebiasaan para juara. Di antara kebiasaan itu, para juara selalu disiplin, bergaul dengan sahabat-sahabat yang oke punya, rutin dalam belajar, bertanya ketika tidak tahu dan mau menulis. Engkau juga bakal dapetin jurus-jurus jitu untuk menghadapi segala rintangan dalam belajar. Misalnya kalo kamu sering terserang penyakit malas belajar, baru baca lima menit sudah terlelap, susah konsentrasi, lupa lagi lupa lagi, atau ketemu guru horor.
Nah, bukan itu ajah, kalo membaca buku ini, kamu juga bakal ngebeberin cara agar kamu bisa ngefren sama buku n’ melahab segala macam buku yang bermanfaat dengan lahab.
Selain dari teori-teori belajar yang semakin berkembang, buku ini juga ditulis berdasarkan pengalaman-pengalaman pribadi penulis. Meyakinkan, karena selain sering menjadi juara kelas di sekolah, penulis juga mendapat biasiswa hingga bisa jadi sarjana tanpa membayar biaya kuliah.
Buku ini bakalan bermanfaat banget kalo kamu mempraktekkannya. Ingat bahwa experience is the best teacher. Pengalamanlah yang akan mengajari kita untuk menjadi juara. Bila kamu cuma baca buku ini tanpa dipraktekan, ya pada bae, sami wae atuh alias sama ajah. Nggak ada bedanya. Lagian belajar dengan membaca hanya efektif 10% saja, beda banget bila dibanding belajar dengan praktek yang efektifitasnya 80%. Selengkapnya baca aja buku ini hingga kalimat terakhir. Dapetin semua tipsnya dan jadilah juara!

Kawan, hari ini kita menjalani hidup baru. Tentu saja baru, karena hari ini dalam kalender Masehi baru dimulai jam 24.00 dini tadi. Sedang dalam hitungan Hijriyah, hari ini bermula sejak adzan magrib terakhir terdengar di telinga kita. So, hari ini adalah hari yang baru. Memang, hari ini akan tetap ada waktu dhuhur dan ashar seperti kemarin, sebagaimana waktu subuh hari ini juga mengajak orang-orang shalih untuk bersujud, berjama’ah di masjid, sama seperti subuh kemarin. Tapi tetap, hari ini adalah hari yang baru, karena hari ini sama sekali bukan kemarin.

Oke kawan, kemarin telah berlalu, mari kita songsong hari yang baru ini dengan semangat baru, amal shalih baru dan prestasi yang baru.

Ketika bangun di pagi hari, bangkitlah dengan sepenuh hamasah. Katakan alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Alhamdulillaahilladzii ahyanaa ba’da maa amatanaa. Segala puji bagi-Mu Ya Allah, yang telah menghidupkanku setelah mematikanku. Rasakan kesejukan, kesegaran, dan energi baru. Rasakan betapa nikmatnya pagi ini. Otot-otot yang kemarin sedikit kaku kini telah kendor, kepala yang sedikit pening dan penat telah kembali fresh. Kaki, tangan dan punggung yang kemarin pegal-pegal juga telah pulih. Sungguh nikmat. Sekali lagi, alhamdulillah, tsumma alhamdulillah.

Benar kawan, mulailah kebangkitanmu pagi ini dengan syukur dan semangat, kau akan merasakan nikmat yang bertambah-tambah. Yakinkan diri di pagi ini, bahwa hari ini kau akan melakukan tugas-tugas besar. Kau akan bekerja degan penuh ghirah. Dan kau pun akan menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Agar bertambah semangat, boleh kau kepalkan tangan dan katakan; Yes, I will!

Power Metal aja ngerti. Pernah dengar lagu jadul berikut?

Kawan bangunlah cuci mukamu

Jangan merunduk berpangku tangan

Songsonglah masa gapailah cita

Ekspresikan diri raih prestasi

Jangan seperti lagunya Mbah Surip

Bangun tidur, tidur lagi

Bangun lagi, tidur lagi

Banguuuuuuun, ti  dur  la  gi

Please dech ah!

Insya Allah, semangatmu pagi ini akan memberi energi besar untuk melakukan amal-amal shalih di siang, sore hingga malam hari. Ingat bahwa Allah memberikan sesuatu sesuai persangkaan hamba-Nya. Bila di pagi hari kita berprasangka baik, mudah-mudahan Allah memberi kemudahan kepada kita memperoleh bertabur kebaikan di hari ini. Kau simaklah kabar gembira dari Rasulullah berikut:

Dari Abu Dzar ra., ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda: ”Allah ’Azza wa Jalla berfirman: ”Siapa saja yang mengerjakan satu kebaikan, ia akan dibalas dengan sepuluh kali lipat atau lebih, dan siapa saja yang mengerjakan satu kejahatan, ia dibalas dengan satu kejahatan atau Aku mengampuninya. Siapa saja yang mendekat kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Siapa saja yang mendekat kepadaKu sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Siapa saja yang datang kepadaKu dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Dan siapa saja yang menghadap kepadaKu dengan membawa dosa seisi bumi banyaknya, sedangkan ia tidak menyekutukan Aku dengan sesuatupun, maka Aku akan menerimanya dengan ampunan sebanyak isi bumi juga.””

Satu kebaikan yang kita lakukan akan berbuah kebaikan-kebaikan. Allah-lah yang melipatgandakannya. Bila kau awali harimu dengan optimis, dengan ijinNya hari ini akan menjadi hari yang menggairahkan bagimu. Energi positif dari sikap optimismu akan memancar, ditangkap oleh pikiran, hati, darah dan seluruh tubuhmu. Maka, jiwa ragamu akan siap menghadapi segala tantangan yang membentang. Kau siap berjuang untuk menang.

Begitupun ketika kau hendak memulai segala aktifitas. Mulailah dengan optimisme dan sikap positif. Bismillah, aku melakukan pekerjaan ini untukMu ya Allah, maka bantulah dengan sebaik-baiknya. Insya Allah, segala ragu, khawatir, malas, sebal dan segala perasaan negatif akan terusir. Berganti spirit yang menyala-nyala. Maka segala pekerjaan terasa mudah dan mengasyikkan. Kaupun ingin terus beramal, mengisi harimu dengan kebaikan dan kebaikan. Terus, terus, terus dan terus.

Oke kawan, sekali lagi katakan dengan penuh tenaga: Yes, I will!

Hidup ini bagai perlombaan. Sang juara tentu ditentukan pada akhir perolambaan, bukan pada saat start atau di tengah pertandingan. Pada lomba balap, pemengannya adalah peserta yang paling cepat mencapai finis. Pada lomba sepak bola, pemenangnya adalah kesebelasan yang berhasil mencetak gol terbanyak pada akhir pertandingan. Pada lomba catur, pemengannya adalah orang yang dapat melakukan “skak mat” hingga permainan itu pun berakhir.

Begitupun nilai diri seseorang, nilai dirinya akan ditentukan dari kondisi akhir kehidupannya. Dulu Amir seorang penjahat; suka mencuri dan merampok. Namun karena sekarang sudah bertaubat dan taat beribadah, maka kita tak bisa menghukuminya sebagai penjahat. Sebaliknya Alex dulu seorang yang rajin beribadah. Namun setelah menjadi pejabat, ia suka korupsi. Maka Alex tak lagi layak disebut sebagai seorang ahli ibadah, melainkan seorang penjahat.

Begitulah, kualitas hidup kita akan dinilai pada akhirnya. Karena itu Islam mengajak setiap orang agar dapat menggapai husnul khatimah (akhir hidup yang baik). Akhir kehidupan seseorang di dunia ini sangat menentukan kehidupannya di akhirat nanti. Orang yang mengakhiri hidupnya dengan kekafiran pasti mendapat adzab di neraka. Sedang orang yang mengakhiri hidupnya dengan keimanan, insya’Allah mendapat berbagai kenikmatan luar biasa di surga.

Karena itu kehidupan seorang muslim tidak boleh tidak harus selalu berubah lebih baik. Hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Itulah arti sukses yang sebenarnya; BERUBAH JADI LEBIH BAIK.

Bukankah Rasulullah telah mengajarkan kita do’a-do’a agar mendapatkan barakah. Ketika menikah ada do’a barakah yang dapat dibaca kedua pengantin atau pun orang-orang yang menghadiri pernikahan itu. Bahkan sejak taman kanak-kanak kita juga telah diajarkan do’a barakah itu. Bukankan dalam do’a sebelum makan kita juga meminta barakah?

Mengapa meski barakah yang diminta? Karena barakah adalah BERTAMBAHNYA KEBAIKAN. Maka dalam hal apapun, barakah itu selalu kita nantikan. Kita berharap barakah dari rezki yang kita peroleh, kita berharap barakah dari makanan yang kita makan, kita berharap barakah dari lahirnya putra-putri tercinta, kita berharap barakah dari lingkungan yang kita tempati, bahkan kita selalu berharap barakah dari hal-hal sekecil apapun dalam hidup ini.

Oke, untuk barakah itu, untuk husnul khatimah itu, ayo bercita-cita! Ayo buat impian!

Impian. Engkau pasti punya impian. Bagus kalau begitu. Orang-orang hebat selalu punya impian. Bukan mimpi bertemu seorang gadis atau mimpi dapat uang 2 juta pada tidur siang bolong. Bukan, bukan itu maksudnya. Akan tetapi impian yang hendak diwujudkan di masa yang akan datang. Seperti impian Tukul menjadi bintang terkenal, impian Thomas Alfa Edison yang ingin menerangi dunia di malam hari, atau impian seorang Muhammad al-Fatih untuk menaklukkan Konstantinopel.

Ya, engkau pasti punya impian. Bagus kalau begitu. Kalau ingin sukses kau harus punya impian. Bukan mimpi-mimpi yang hanya mimpi. Bukan seperti mimpi TK-mu ingin jadi Presiden atau ingin jadi dokter yang kini  tinggal impian masa kecil. Akan tetapi impian yang menjadi tekad kuat dalam dirimu untuk diwujudkan. Impian yang menjadi cita-cita besar untuk diraih.

Ayo buat impian! Ayo bercita-cita!!

Kategori

Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

Bergabung dengan 5 pelanggan lain
April 2010
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930